Kamis, 13 Januari 2011

etika filsafat komunikasi

DAFTAR ISI


BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Contoh Kasus 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Mengenal Manusia dan Komunikasi 3
B. Hubungan Manusia dan Komunikasi 4
C. Hubungan Filsafat dan Komunikasi 5
D. Macam-macam Pengetahuan Manusia 6
E. Etika Manusia dalam Berkomunikasi 7

BAB III PENUTUP
Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10













BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk social yang tidak bisa hidup sendiri, dimana pun dan kapan pun itu pasti memerlukan orang lain untuk berlangsungnya kehidupan. Komunikasi adalah alat untuk berinteraksi antara manusia satu dengan yang lainnya. Manusia dan komunikasi merupakan dua hal yang saling berhubungan, karena tanpa adanya komunikasi menusia tidak mungkin akan bisa berinteraksi dengan manusia lain, baik itu melalui komunikasi verbal maupun non verbal. Dengan kata lain manusia dan komunikasi tak ubahnya seperti pasangan yang tidak bisa dipisahkan karena saling membutuhkan satu sama lain. Seperti kisah Nabi Adam as zaman dahulu, ia tidak di ciptakan sendiri namun berpasangan dengan Hawa. Kenapa demikian? Karena tidak mungkin Nabi Adam as hidup sendirian tanpa adanya pasangan, maka Allah swt sengaja menciptakan Hawa agar Nabi Adam tidak sendirian.
Dengan adanya komunikasi, manusia bisa leluasa menumpahkan apa yang ingin mereka lakukan. Misalnya menyelesaikan masalah-masalah antar pribadi dan antar kelompok. Komunikasi merupakan penyambung manusia untuk melakukan semua kegiatannya baik itu kegiatan yang bersifat positif ataupun negative. Apa jadinya jika dalam hidup ini tidak ada komunkasi? Dan apa jadinya jika dalam hidup ini tidak ada manusia? Jika salah satu dari keduanya tidak ada mungkin kehidupan ini pun tidak akan pernah ada. Jadi hubungan komunikasi dan manusia sangat erat, tidak mungkin keduanya terpisahkan karena saling ketergantungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu manusia dan komunikasi?
2. Bagaimana hubungan manusia dan komunikasi?
3. Bagaimana hubungan filsafat dan komunikasi?
4. Apa saja macam-macam pengetahuan manusia?
5. Bagimana etika manusia dalam berkomunikasi?

C. Contoh kasus
Dalam hal ini saya akan mengambil contoh kasus dalam media komunikasi massa yaitu media iklan. Dalam teori jarum suntik atau peluru(Hypodermic theory or Bullet theory) yang di kemukakan oleh Wilbur schramm dan David K. Berlo, dikatakan bahwa khalayak yang pasif akan mudah dipengaruhi oleh media tanpa adanya pertimbangan. Teori ini pengruhnya sangat kuat bagi khalyak. Artinya setiap apa yang di katakan media khalayak langsung percaya, tidak ada bedanya dengan menyuntikan vitamin kepada seseorang, maka orang itu pun akan sehat tetapi jika ia disuntikan racun maka ia pun akan mati.
Saya sendiri pun pernah terkena teori tersebut, khususnya media iklan. Ketika saya melihat iklan pembersih wajah, yang dengan cepat dapat memutihkan wajah saya pun langsung membeli tanpa adanya keraguan. Tidak ada sedikit pun terbersit jika iklan tersebut benar apa tidak. Karena sudak terkena teori peluru saya pun langsung membeli dan memakainya, tapi setelah saya memakainya beberapa hari kemudian saya belum merasakan perubahan apa pun. Tanpa sadar saya ternyata terkena teori jarum suntik atau peluru, yang langsung percaya dengan media begitu saja.
Sudah jelas kalau media iklan akan melakukan berbagai cara agar produknya dapat diminati khalayak. Dengan berbagi alasan kalau produknya itu akan menjadikan kulit bersih dan putih. Itulah kelebihan media iklan yang dapat menjadikan hal yang belum pasti menjadi pasti. Seperti contoh saya tadi belum pasti bersih dan putih saya langsung membelinya karena terkena pengaruh yang sangat kuat. Seharusnya sebagai khalayak kita harus bersifat aktif dan kritis, maksudnya sebagai khalyak kita harus pintar membedakan yang benar atau tidak agar tidak salah arah.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengenal Manusia dan Komunikasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia manusia berarti ”makhluk yang berakal budi (mampu menguasi makhluk lain). Manusia mempunyai tiga Anima (jiwa), yakni :
• Anima avegatativa/roh vegetatif ”tumbuh-tumbuhan” fungsinya tumbuh, makan dan berkembang biak.
• Anima sensitiva ”binatang punya perasaan, naruli, dan nafsu” mampu mengamati, bergerak dan bertindak.
• Anima intelektiva ”roh intelek yang dimiliki manusia” berfikir dan berkehendak dan punya kesadaran”.
Dalam sejarahnya manusia pertama yang diturunkan oleh Allah swt ke dunia adalah Adam as kemudia Allah kembali menciptakan manusia kedua yaitu Hawa, sebagai pendamping Adam as. Akan tetapi Allah menurunkan keduanya dalam keadaan terpisah, dan satu sama lain saling mencari. Setelah di pertemukan keduanya pun saling mencurahkan perasaan masing-masing. Hal tersebut merupakan pernyataan antar manusia yang disebut komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses untuk menyatakan pernyataan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.
Seiring berkembangnya zaman, media massa komunikasi yaitu media cetak dan elektronik yang ada saat ini sangat berjalan dengan begitu pesat. Informasi apa yang dibutuhkan oleh khalayak, dengan mudah akan didapat dengan sekejap. Apalagi dengan ditambah kecanggihan teknologi bisa memudahkan khalayak menadapatkan informasi, misalnya internet apa pun yang kita inginkan bisa mudah mengaksesnya kapanpun itu.
Contohnya seorang mahasiswa mendapatkan tugas dari dosen, hal yang kedua setelah buku pasti mereka mencari bahan dari internet, atau seorang remaja ingin tahu baju apa yang sedang tren bisa langsung browsing di internet. Setiap harinya khalayak akan di suguhkan dengan informaasi-informasi terkini melalui media elektronik dan cetak.
Komunikasi pun bersifat verbal dan non verbal. Verbal artinya komunikasi dengan lisan atau tulisan, sedangkan non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol. Mengenai hal simbol-simbol menurut Wieman dan Walter, salah satu sifat dasar manusia kemampuan menggunakan simbol.
Misalnya, seseorang yang sedang mengendari mobil dengan laju cepat tiba-tiba ia mendadak berhenti karena melihat lampu merah didepannya. Nah lampu merah tersebut merupakan komunikasi non verbal.
Kemampuan manusia menciptakan simbol membuktikan bahwa manusia sudah memiliki kebudayaan yang tinggi dalam berkomunikasi, mulai dari simbol yang sederhana seperti bunyi dan isyarat, sampai kepada simbol yang dimodifikasi dalam bentuk signal-signal melalui gelombang udara dan cahaya, seperti radio, televisi, telegram, telex dan satelit.

B. Hubungan Manusia dan Komunikasi
Pemahaman komunikasi dengan segala praksisnya merupakan proses keseharian manusia. Artinya bahwa proses komunikasi merupakan proses kehidupan itu sendiri. Dapat dikatakan komunikasi tidak bisa dipisahkan dari seluruh proses kehidupan nyata manusiawi. Aktivitas komunikasi merupakan aktivitas manusiawi.
Dalam setiap kehidupan, manusia memerlukan pemahaman yang lebih mendalam atas segala hal yang dilakukannya, termasuk didalamnya proses komunikasi. Manusia tidak akan lepas dari proses komunikasi, karena manusia sebagai pelaku komunikasi. Manusia dan komunikasi sudah dikodratkan untuk bersama, dimana ada manusia disitulah akan terjadi proses komunukasi. Apabila boleh diibaratkan manusia dan komunikasi bagaikan rasa lapar dan makan. Maksudnya adalah tidak akan ada komunikasi jika tidak ada manusia, begitupun dengan rasa lapar dan makan, tidak mungkin bisa merasakan rasa lapar jika nanti tidak ada proses makan. Satu dari hal tersebut tidak bisa berdiri sendiri karena membutuhkan yang lainnya.
Proses komunikasi adalah aktivitas yang diperlukan untuk mengadakan dan melakukan tindakan komunikatif, baik yang dilakukan oleh komunikator, komunikan atau aktivitas penyampaian pesan, noise atau gangguan yang bisa saja terjadi dalam setiap tindakan komunikatif dan lainnya.
Pola komunikasi menurut Lasswell mengikuti rumusan ”Who say what to whom in what channel with what effect”. Sedangkan dalam model komunikasi Arisoteles, kedudukan manusia sebagai pelaku komunikasi meliputi “pembicara”dan “pendengar”. Rumusannya yaitu, pembicara, argument, pidato dan pendengar.
Sehingga dengan demikian, posisi manusia berada “who dan whom” pada rumusan Lasswell serta “pembicara dan pendengar” pada pola komunikasi Arisoteles. Maka, menjadi sebuah keharusan untuk memahami manusia secara filosofis agar komunikasi kita menjadi efektif.

C. Hubungan Filsafat dan Komunikasi
Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara lebih mendalam, fundamental, metodologis, sistematis, analitis, kritis dan komprehensif teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidang, sifat, tatanan, tujuan, fungsi, teknik, dan metode-metodenya.
Bidang komunikasi meliputi komunikasi social, organisasisional, bisnis, politik, internasional, komunikasi antar budaya, pembangunan dan tradisional. Sifat komuniksi meliputi verbal dan non verbal. Tatanan komunikasi meliputi, intrapribadi, antarpribadi, kelompok, massa dan media. Tujuan komunikasi bisa terdiri dari soal mengubah sikap, opini, prilaku, masyarakat, dan lainnya. Teknik komunikasi terdiri dari komunikasi informatif, persuasif, pervasif, koersif, instruktif dan hubungan manusiawi. Metode komunikasi meliputi jurnalistik, hubungan masyarakat, periklanan, propaganda, perang urat syaraf dan perpustakaan.
Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa filsafat komunikasi adalah ilmu yang mengkaji setiap aspek dari komunikasi dengan menggunakan pendekatan dan metode filsafat sehingga didapatkan penjelasan, yang mendasar, utuh, dan sistematis seputar komunikasi. Karena pada umumnya filsafat adalah ilmu yang mencari kebenaran sampai keakar-akarnya.
Dengan demikian dari pendekatan filsafat yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi komunikasi dapat diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Komunikasi tidak akan lepas dari filsafat karena menurut pengertian filsafat secara umum tadi, telah diketahui asal mula komunikasi dan perkembangannya melalui filsafat.

D. Macam-macam Pengetahuan Manusia
Filsafat adalah salah satu jenis pengetahuan manusia, yaitu pengetahuan filsafat. ialah sejenis pengetahuan yang diperoleh dengan cara berfikir logis. Karena manusia adalah makhluk berfikir. Dengan demikian ada beberapa macam pengetahuan yang manusia miliki yaitu seperti yang tertera dalam tabel berikut.
Pengetahuan Manusia
Macam Pengetahuan Objek Paradigma Metode Ukuran
Sains Empiris Positivistis Sains Logis dan bukti empiris
Filsafat Abstark logis logis Rasio Logis
Mistik Abstrak supralogis Mistis Latihan mistik Rasa, yakin, kadang-kadang empiris

Seperti yang dipaparkan diatas manusia memiliki macam-macam pengetahuan, yang pertama yaitu pengetahuan sains (pengetahuan ilmiah), pengetahuan sains harus berdasarkan logika dan harus didukung oleh bukti empiris. Namun, pada dasranya pengetahuan sains tetaplah suatu pengetahuan yang berdasarkan bukti nyata (bukti empiris). Formula utama dalam pengetahuan sains ialah buktikan bahwa itu logis dan tunjukan empirisnya. Tetapi hal tersebut perlu sekali diperhatikan karena adakalanya kita menyaksikan ada bukti-bukti empiris, tetapi tidak logis. Itu tidak bisa dikatakan pengetahuan sains. Penegtahuan sains memiliki paradigma dan metode, paradigmanya dapat disebut paradigma positif, dan metodenya disebut metode ilmiah.
Dan pengetahuan yang kedua ialah pengetahuan Filsafat, pengetahuan filsafat kebenarannya hanya dipertanggungjawabkan secara logis, tidak secra empiris. Contohnya, hukum itu tidak kelihatan, tidak empiris, tetapi akal mengatakan hukum itu ada. Dan filsafat bisa maju selangkah lagi : siapa yang membuat hukum itu tadi? Pikiran masih bisa menjawab, yang membuat hukum itu pasti mahapintar, orang menyebutnya Tuhan. Hal seperti itu yang disebut pengetahuan filsafat. Paradigma dan metode filsafat yaitu, paradigmanya disebut paradigma logis dan metodenya disebut metode fikir.
Yang ketiga adalah pengetahuan mistik, yaitu sejenis pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, tidak juga secara logis. Contohnya seseorang ingin tahu wujud Tuhan, itu adalah orang yang nekat, karena seperti yang kita ketahui hal tersebut tidak dapat dijangkau dengan menggunakan akal logis, apalagi indera empiris. Paradigma dan metode mistik adalah, paradigmanya disebut paradigma mistis dan metodenya disebut metode latihan.
Dari tabel diatas dapat dilihat macam-macam pengetahuan yang dimiliki oleh manusia serta objek, paradigma, metode dan ukurannya.

E. Etika Manusia dalam Berkomunikasi
Etika adalah ilmu tentang kebiasaan yang dilakukan atau ilmu tentang adat dan kebiasaan. Bila kita berbicara tentang etika tentu kita akan berfikir tentang kebiasaan.
Kebiasaan itu tidak lepas dari kebiasaan yang baik dan yang buruk. Dengan demikian kebiasaan harus diikuti dengan norma-norma yang berlaku.
Manusia pada umumnya dalam setiap perbuatanya harus memiliki etika yang baik, agar tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada pada lingkungannya. Begitupun dengan berkomunikasi, manusia harus memiliki etika yang baik dalam komunikasi, karena kalau tidak hal tersebut akan menjadi bomerang untuk dirinya sendiri.
Karena melalui perkataan saja itu akan menjadi masalah jika etika berkomunikasinya tidak digunakan dengan baik. Contoh kasus yang beberapa bulan kemarin menajdi topik hangat dibicarakan di media cetak, elektronik , dan oleh semua lapisan masyarakat adalah, artis cantik Luna Maya yang berkomunikasi melalui jejaring pertemanan yaitu twitter, dianggap tidak beretika karena ia telah melecehkan infotainment, bahwa infotaiment lebih hina daripada pelacur.
Akibatnya pernyataan yang menurut sebagian orang tidak beretika itu menjadi masalah besar. Maka dari itu sebagai manusia yang senantiasa berfikir kita harus hati-hati dalam berbuat sesuatu.
Karena otak manusia yang menjakubkan, yang terbentuk sel demi sel dan refleks demi refleks, diperkuat oleh kdeua kekuatan yang tak kurangg menjakubkannya yakni kemampuan berbicara dan tangan manusia yang perkasa. Secara umum manusia harus bisa meletakan etika dalam setiap perbuatannya. Karena perbuatan manusia adalah, yang dilakukan manusia secara kebetulan, tetapi ia tidak menguasainya karena tidak mengontrolnya dengan sadar, tidak menghendakinya dengan sengaja.
Jadi pada intinya apapun itu yang kita lakukan harus didasarkan dengan etika yang baik.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil beberapa poin kesimpulan yaitu:
1. Manusia adalah makhluk yang berakal budi. Komunikasi merupakan suatu proses untuk menyatakan pernyataan antarmanusia.
2. Hubungan Manusia dan komunikasi yaitu manusia tidak akan lepas dari proses komunikasi, karena manusia dan komunikasi dapat dikatakan sudah dikodratkan untuk bersama. Dimana ada manusia disitulah akan terjadi proses komunukasi.
3. Hubungan filsafat dan komunikasi yaitu filsafat komunikasi adalah ilmu yang mengkaji setiap aspek dari komunikasi dengan menggunakan pendekatan dan metode filsafat sehingga didapatkan penjelasan, yang mendasar, utuh, dan sistematis seputar komunikasi.
4. Macam-macam pengetahuan manusia yaitu terdiri dari Sains, Filsafat dan Mistik dan dilengkapi dengan objek, paradigma, metode dan ukuran.
5. Etika dalam berkomunikasi bahwa manusia harus memiliki etika yang baik dalam komunikasi, karena kalau tidak hal tersebut akan menjadi bomerang untuk dirinya sendiri.











DAFTAR PUSTAKA

Effendy Uchjana Onong, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003.
Muhfid Muhamad, Etika dan Filsafat Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2009.
Poespoprodjo. W, Filsafat Moral, Pustaka Grafika, Bandung, 1999.
Tafsir, Ahmad, Filsafat Umum, Rosdakarya, Bandung, 1990.
Suriasumantri. S, Jujun, Ilmu dalam Perspektif, Yayasan obor Indonesia, 2006.
Sobur Alex, Semiotika Komunikasi, Rosdakarya, Bandung, 2003.
Tebba Sudirman, Filsafat dan Etika Komunikasi, Pustaka Irvan, Tangerang, 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar